list

Sabtu, 09 Februari 2013

PERBAIKAN JALAN MANTEWE

Awal Agustus Jalan Mentewe Disentuh PU

Sejumlah ruas jalan di Kecamatan Mantewe, Kabupaten Tanah Bumbu yang kondisinya masih sangat memprihatinkan akhirnya masuk prioritas rencana perbaikan pemerintah daerah setempat melalui penetapan perubahan anggaran 2011.


"Upaya perbaikan akan segera dilakukan mulai awal Agustus 2011 oleh Dinas Pekerjaan Umum (PU)," kata Bupati Tanah Bumbu, Mardani H Maming, dalam acara pelantikan anggaota Badan Permusyawaratan Desa (BPD), di Desa Mentawakan Mulya, Kecamatan Mantewe, Rabu belum lama tadi.

Beberapa ruas jalan yang akan segera diperbaiki hingga proses pengaspalan adalah jalan transmigrasi yang menghubungkan Desa Bulurejo dengan Desa Suka Damai yang panjangnya sekitar 2 kilometer. Selanjutnya adalah jalan penghubung Desa Bulurejo dengan Desa Mentawakan Mulya dan jalan lingkar Kecamatan Matewe mulai Desa Rejosari hingga Desa Suka Damai yang masing-masing panjangnya juga sekitar 2 kilometer. Total biaya yang disediakan untuk perbaikan jalan tersebut mencapai Rp5 miliar. Rp1 miliar diantaranya untuk biaya perawatan ruas jalan penghubung antara Desa Bulurejo dengan Desa Suka Damai dan masing-masing Rp2 miliar sisanya untuk perbaikan ruas jalan antara Desa Bulurejo dengan Desa Mentawakan Mulya dan jalan lingkar kecamatan.

Kedepanya masyarakat diharapkan bersama-sama turut menjaga perbaikan jalan supaya kondisinya tetap nyaman dan lancar dilewati arus lalulintas. Terutama truk angkutan nantinya akan dilarang melewati jalan tersebut jika muatanya melebihi kapasitas. "Kekuatan jalan hanya dirancang untuk angkutan dengan beban maksimal 6 ton. Kalau melebihi batas yang kami tetapkan akan kami berikan sanksi," katanya.

Bupati menambahkan, rencana perbaikan jalan merupakan salah satu komitmen pemerintah daerah dalam upaya pembangunan infrastruktur dimasyarakat. Termasuk realisasi program pendidikan gratis hingga 12 tahun, dan program caesar gratis bagi keluarga kurang mampu.

PT.ICI REBUL LAHAN TAMBANG WARGA SUKADAMAI

PT. TCI Serobot Lahan Warga Buat Tambang

Jurnalisia-Tanah Bumbu,
Warga Desa Suka Damai Kecamatan
Mantewe melapor ke Polres karena lahan mereka diserobot PT. Trans Coal International (TCI), Rabu (15/6/2011).

Perwakilan warga Suratman (48) dan Muhda (46) didampingi seorang Pengacara melapor ke Unit II Reskrim Polres Tanah Bumbu. Sayangnya Pengacara yang mendampingi warga tersebut tak mau memberikan keterangan ketika dikonfirmasi.

Warga keberatan atas adanya kegiatan penambangan PT. TCI di lahan mereka. Padahal lahan mereka itu memiliki sertifikat sejak tahun 1984 yang dikeluarkan langsung oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN) Pusat.

Menurut keterangan Suratman, sejak tahun 1981 ia bersama warga lainnya dari Pulau Jawa ikut transmigrasi, ditempatkan di hutan belantara membuka lahan atas ijin pihak Departemen Kehutanan dan Menteri Transmigrasi.
Adapun luas lahan yang diberikan sebanyak 251 hektar untuk 125 kepala keluarga yang masing-masing memperoleh 2 hektar.

Ditambahkannya PT. TCI sudah 3 bulan melakukan penambangan di lahan milik mereka tersebut, sekitar 6 hektar sudah dijadikan tambang tanpa konpensasi apapun terhadap para pemiliknya. (Ramang)

KELAPASAWIT MANTEWE

PETANI SAWIT di Tanah Bumbu akan memiliki pabrik Pengolahan Kelapa Sawit (PKS) yang dikelola oleh masyarakat itu sendiri melalui PT. Batulicin Agro Sentosa (BAS). Pemkab Tanah Bumbu dalam hal ini sebagai pembina, fasilitator serta mediator sangat mengapresiasi pembangunan PKS Milik Rakyat tersebut.
Sebelumnya pada Maret 2012 yang lalu, Pemkab telah membangun pabrik pengolahan karet yang berkerjasama dengan PT. Perkebunan Nusantara XIII Karang Bintang. Pemkab melalui PT. Nusantara Batulicin membangun pabrik pengolahan karet hasil produksi perkebunan warga petani Tanah Bumbu.
Terinspirasi dari pembangunan pabrik pengolahan karet, maka Bupati Tanah Bumbu, Mardani H Maming pun menginginkan agar petani sawit di Kabupaten Tanah Bumbu dapat meningkat perekonomiannya dengan memiliki pabrik pengolahan sendiri yang mana pengelolaannya pun dikelola oleh petani dengan sistem kepemilikan saham.
Menurut Bupati, pembangunan pabrik kelapa sawit itu sesuai visi dan misi Pemkab dalam rangka mensinergikan program pemberdayaan perekonomian masyarakat khususnya masyarakat petani kelapa sawit dengan program strategis Pemkab berupa pengembangan ekonomi berbasis perkebunan yang dikelola masyarakat petani.

Dengan pembangunan pabrik pengolahan kelapa sawit itu juga, Pemkab bermaksud ingin mencetak petani kelapa sawit daerah menjadi pengusaha baru di bidang agribisnis pengembangan industri perkebunan kelapa sawit, sekaligus pula menjadikan Tanah Bumbu sebagai ikon pilot project sentra agribisnis terpadu di Kalsel.
“Pemkab berharap ada sinergisitas antara harapan masyarakat petani kelapa sawit terkait bagaimana agar kesejahteraan bisa meningkat dengan program strategis Pemkab khususnya terkait dengan pengembangan ekonomi kerakyatan berbasis perkebunan. Lebih dari itu, dengan program strategis ini kita ingin mengubah paradigma bahwa selama ini petani kelapa sawit hanya sebagai penghasil buah kelapa sawit saja,” sebut Bupati dalam sambutannya usai menyaksikan peletakan batu pertama pembangunan pabrik kelapa sawit yang dilakukan oleh Gubernur Kalsel, Rudi Ariffin, Sabtu (2/2/13) di Desa Karang Bintang Kecamatan Karang Bintang.
Dikatakan Bupati, dengan dibangunnya pabrik Pengolahan Kepala Sawit Milik Rakyat itu Pemkab berharap petani tidak hanya sebagai penghasil buah kelapa sawit saja, tapi juga penghasil CPO, Kernel dan produk turunan kelapa sawit lainnya.
Dan yang tak kalah pentingnya, keberadaan PKS Milik Rakyat itu juga akan memberikan multy player effect yang efektif bagi upaya Pemkab untuk secara bertahap membangun perekonomian warga petani khususnya petani kelapa sawit di daerah, menumbuhkan peluang lapangan kerja bagi masyarakat lokal lingkar kebun dan pabrik, sekaligus juga memberikan kontribusi bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD).
“Kita berharap demikian, sehingga ada sinergisitas antara harapan masyarakat dengan Pemkab. Atau dengan kata lain, esensi mendasar dari pembangunan pabrik pengolahan kelapa sawit ini adalah, Pemkab berkomitmen untuk mendorong laju pertumbuhan ekonomi masyarakat khususnya petani di Kecamatan Karang Bintang dan sejumlah kecamatan di Tanah Bumbu yang wilayahnya memiliki sentra-sentra pengembangan perkebunan kelapa sawit yang dikelola oleh masyarakat setempat,” ujar Bupati pula.
Di bagian lain Bupati juga mengatakan, pembangunan pabrik pengolahan kelapa sawit itu, merupakan salah satu langkah strategis yang dilakukan oleh Pemkab untuk memproyeksikan Tanah Bumbu sebagai sentra produksi dan industri kelapa sawit serta karet di Kalsel.
Bahkan dengan visi itu, Pemkab berkomitmen pula menjadi daerah percontohan bagi daerah lain di Kalsel yang mempunyai sentra pengembangan perkembangan kelapa sawit yang dikelola masyarakat setempat untuk mengikuti jejak Pemkab Tanah Bumbu.
Senada dengan Bupati, Gubernur Kalsel mengatakan, pola kemitraan yang dibangun antara Pemkab Tanah Bumbu dengan masyarakat petani kelapa sawit setelah beroperasinya pabrik kelapa sawit nantinya sudah bisa dipastikan akan mampu mendorong pertumbuhan perekonomian setempat menjadi lebih dinamis lagi.
“Dalam jangka panjang, pola kemitraan yang demikian saya yakini akan mampu mendorong pertumbuhan perekonomian warga perdesaan di Tanah Bumbu, dimana masyarakatnya mengembangkan sektor pertanian kelapa sawit menjadi semakin dinamis,” ujar Gubernur.
Apalagi tambah Gubernur, Tanah Bumbu selama ini menjadi salah satu daerah di Kalsel sebagai sentra pengembangan kelapa sawit baik oleh swasta maupun masyarakat secara swadaya serta melalui wadah-wadah kelompok petani.
Karenanya, dengan langkah taktis yang sudah dilakukan oleh Pemkab Tanah Bumbu itu, Gubernur menyatakan sangat mengapresiasi dan akan turut mendorong program yang sudah direalisasikan oleh Pemkab Tanah Bumbu tersebut melalui program Pemprop Kalsel yang terintegrasi.
Untuk diketahui, PKS Milik Rakyat itu nantinya akan mampu memproduksi kelapa sawit sebesar 30 ton/jam, dimana dengan kapasitas produksi sebesar itu diproyeksikan untuk memenuhi kebutuhan kapasitas olah sebesar 600 ton/hari, produksi CPO 132 ton/hari, dan produksi Karnel 24 ton/hari. Sebagai daya dukung bahan baku berupa kelapa sawit, PKS Milik Rakyat itu sedikitnya membutuhkan luasan lahan pengembangan seluas 6.000 Ha.  Untuk pembangunan pabrik sendiri, investasi biaya yang sudah diestimasikan sebesar Rp. 120 Milyar dari PT. Batulicin Agro Sentosa (BAS), dengan perincian sebesar Rp. 78 milyar dari pinjaman bank dan Modal Saham masyarakat sebesar Rp. 42 milyar. (Adv/Relhum)